Tetesan Keringat dan Darah Anak Anak Kongo di Dalam Smartphone Mewah Kita
Kita mungkin pernah berdebat bahkan sampe jotos jotosan hanya karena membela sesuatu yang tak perlu untuk dibela......Merasa handphone nya paling canggih, paling keren, paling kuat, dan paling mahal.
Tapi kita lupa bahwa di sekitar kita masih banyak orang orang yang mungkin belum atau tidak seberuntung kita yang bisa menikmati teknologi dengan mudah.....
Apalagi kalo kita mau sedikit membuka hati dan pikiran. Bahwa ternyata, dibalik gadget kita yang canggih dan mahal itu, tertanam bulir bulir keringat dan tetesan darah anak anak di bawah umur asal Kongo.
Mereka yang bekerja keras di bawah tekanan "rezim dan mafia" sebagai penambang kobalt (bahan baku pembuat batre gadget dan smartphone).
KOMENTAR KASKUSER :
Quote:Original Posted By neptune15 ►
emang yang koar2 dari amnesti international dan ham international pake smartphone plastik...
Quote:Original Posted By bramantyonagas ►
Ah elah bodo amat mau dari mana sejarah bikin batrenya yg penting hp gw gak nyolong. Itu aja dah.
Quote:Original Posted By rajapb ►
Yah buat ts dan semua nya mulai besok jual aja smartphone nya balik lagi sekalian pake nokia lagi. Munafik lu pada semua...
Quote:Original Posted By oner. ►
Sedih. Ko sedih. Bingung gw.
Gw beli hp juga kerja keras.
Trus kalo tau kejadian ini, mesti boikot produk mereka gitu?
Lagian lu yg pada bilang sedih paling juga pas ngetik doang sedihnya.
Cuma buat nambah post. Sedih doang emang ngebantu?
Quote:Original Posted By ijo lumut ►
RD Congo Whooooaaaa !!!
Gan, kebetulan area kerja ane pasar afrika. Ane sdh ke bbrp negara afrika sejak 2008. Meskipun nggak stay alias mobile selama sebulan penuh tp lumayan membuka mata ane untuk bersyukur dgn keadaan ane, atau keadaan negara ane Indonesia.
Pertama kali ane ke Afrika, ane kaya melihat sesuatu yg "mengiris2" hati. Sungguh ane kagak alay, potret kehidupan mereka, kemiskinan mereka, anak2 mereka bahkan kehidupan glamour mereka membuat ane sedih. Ane merasa. kehidupan itu nggak adil banget. Mereka, negara2 miskin bahkan super miskin (namun kaya sumber daya alam) malahan menjadi "bancakan" / bahan eksploitasi negara2 maju.
Perusahaan obat mana yg tidak menikmati pesta di Afrika? Penyakit sudah macam2, bahkan isu Afrika menjadi tester obat2 baru atau virus2 baru sedikit2 juga terkuak. Perusahaan obat yg besar, bahkan mega company jgn dikira memberi harga murah kepada mereka, mahaaaaal gan. Sebelum era keterbukaan, perusahaan2 obat itu menikmati era2 dimana mereka menjadi pemain tunggal. Sampai datanglah perusahaan2 India, China yg memberi obat murah. Tp jgn salah, lepas dari mulut buaya masuk ke mulut singa. Obat murah = zonk. Parah yak.
Afrika itu sudah kaya buangan besi tua negara2 lain. Mobil2 bekas dibuang semua ke afrika. Dari UAE, Qatar, Jepang, Eropa. Agan bayangin aja, meskipun itu mobil keluaran baru macam Land Cruiser lah, tp jarang bange yg dibeli baru gressss, rata2 bekas dari UAE dan Qatar. Bus2 tua dari perancis rata2 dibuang ke bekas jajahannya. Jadi di perancis sdh ga lolos uji emisi, dibuang ke bekas jajahannya. Ga di scrap aja? Ga tau alasannya ane.
Minyak bumi? Berlian? Timah? apalagi sebut saja ada semua di afrika. Tp apa mereka menikmati buat mereka sendiri? Big No. Nigeria, yg cadangan minyaknya nomer 4 di dunia saja, kalau beli BBM antriannya rata2 2km untuk masuk ke satu SPBU. Skrg ada cobalt di RD Congo, yaaaa ga heranlah dgn tabiat org2 mereka. Disana yg kaya semakin kaya yg miskin ya begitulah. Dan yg bikin nyesek, mereka kaya tega banget ngebunuh, nyiksa org2 mereka sendiri demi membela yg punya duit.
Yg udh sekolah tinggi2 di luar negeri bahkan, pulang ke negaranya ya cuma buat memperkaya diri. Ga dokter ga politikus ga pendeta, semua samaaa aja. trit ini membuat ane jadi pengen balik lagi ke Afrika. Congo (bukan RD) mgkin akan jadi negara baru ane di Afrika.
Quote:Original Posted By ARsandot ►
Trit ini sebagai informasi, pembelajaran, pengingat, dan bahan renungan bagi kita gan. Bahwa dibalik Smartphone yang kita pakai ini ada begitu banyak kisah dibalik produksi nya. Buat yg bilang kita jg kerja keras buat beli smartphone, atau mau boikot perusahaan2 yg ambil cobalt dari kongo, ayolah kawan, jangan sesempit itu mikirnya.. disini TS mengingatkan kita untuk belajar menghargai sesuatu, bahwa dibalik sesuatu yg kita remehkan terkadang tersimpan suatu cerita yang kita2 sndiri ngga pada tau. Seenggaknya dengan Trit ini kita bisa lebih mensyukuri kehidupan kita, mensyukuri orang2 disekeliling kita / keluarga kita karena lebih beruntung drpd mereka. Minimal sebuah DOA bagi mereka udah berguna buat mereka. DOA itu ngga pernah sia sia gan.
Quote:Original Posted By voxeu ►
Sorry, kalau menurut ane pihak yang paling bertanggungjawab bukan konsumennya. Dalam kasus seperti ini, konsumen seperti kita (atau anak alay sekalipun) dan pekerja penambang bahan baku sama-sama jadi korban. Jadi yang paling bertanggung jawab adalah produsen bahan baku dan pabrikan smartphonenya. Merekalah yang mengambil profit terbesar dari eksploitasi ini. Dengan terkuaknya kasus ini, jika memang benar valid data dan faktanya, maka merekalah pihak yang seharusnya mengurangi kue profitnya untuk dibagikan ke pekerja tambang itu. Dan kekuatan terbesar yang kita miliki saat ini adalah dukungan viral. Gaungkan dan teruskan apabila agan-agan semua sudah yakin bahwa berita ini valid data dan faktanya.
cmiiw.
Quote:Original Posted By seven.service ►
udah jadi sorotan semua negara bahkan dari abad jebot di kongo, tapi tetep aja masih kurang pergerakan dari semua pihak untuk bertindak soal ini,...
pengalaman ane kesana, 2012 itu ikut kunjungan kesana dengan salah satu keluarga ane yang memang punya bisnis di perhiasan tetutama berlian sama cristal...
saat kunjungan ke tambang nya, bener bener ane liatnya kaya masa penjajahan, anak anak bahkan kalau yang perempuan di pekerjaan walau hanya untuk sortir dan cuci berlian,...
jauh di banding tambang yang ane pernah kunjungin di burma...
pengalaman terakhir ke kongo bikin ane merinding dan kaga mau lagi kalo ikut survey
Quote:Original Posted By willydkidz ►
asli susah untuk komen ni thread...
Disatu sisi dengan adanya pemakaian cobalt di batere smartphone otomatis membuka lapangan pekerjaan di negara penghasilnya.
semakin banyak penggunaanya maka semakin banyak cobalt yang harus dihasilkan maka smakin banyak juga pekerja yang dibutuhkan.
Tapi..di sisi lain, banyak anak2 di bawah umur yang dieksploitasi dalam pemenuhan kebutuhan cobalt ini dengan gaji yang sangat minim pula.
Asli miris liatnya.
Yang salah memang rezim yang berkuasa di negara penghasil cobalt itu sendiri, kita sebagai konsumen memang tidak bisa disalahkan.
Toh banyak dari kita memang yang tidak tahu kenyataan pahit di balik produksi cobalt tersebut.
Saran ane sih, memang kita tidak bisa membantu para pekerja di bawah umur di sana, tapi..setidaknya dengan membaca thread ini, kita harus bisa lebih bersyukur dengan apa yang udah kita miliki sekarang. Sukur2 kita bisa saling berbagi dengan sesama yang membutuhkan.
Itu aja sih klo menurut ane.
Salam,
Quote:Original Posted By marka.makna ►
produsen bekerja berdasarkan demand dari konsumen, dan karena permintaan super tinggi mereka mengesampingkan masalah kemanusiaan semacam ini. Secara tidak langsung kita berkontribusi dalam mendukung produsen untuk melakukan praktik ilegal semacam ini. Kita juga bagian dari rantai perdagangan, jadi tidak boleh tutup mata.
Quote:
"Aku akan menghabiskan waktu 24 jam di dalam terowongan. Aku tiba di pagi hari dan akan meninggalkan keesokan harinya ... Aku harus menenangkan diri saat menuruni terowongan ...Ibu angkatku merencanakan untuk mengirimku ke sekolah, tapi ayah angkatku malah menentangnya, dia mengeksploitasiku untuk terus bekerja di tambang."
Ini adalah kata-kata Paulus, seorang anak yatim piatu berusia 14 tahun yang memulai penambangan pada usia 12 tahun, berbicara kepada para peneliti dari Amnesty International (AI) tentang kondisi kerja yang berbahaya yang dihadapi oleh penambang kobalt di Republik Demokratik selatan Kongo (DRC) .
Dalam sebuah laporan terbaru yang dirilis oleh kelompok kampanye HAM global yang berbasis di London, pada 19 Januari dan berjudul, "This is what we die for: Human rights abuses in the Democratic Republic of the Congo power the global trade in cobalt," Amnesty International (AI) mendokumentasikan kondisi berbahaya di mana sebagian anak-anak masih berusia tujuh tahun dan orang dewasa yang bekerja untuk mengekstrak kobalt dari tambang.
Quote:
Kobalt adalah sejenis logam tambang berwarna perak yang banyak dipakai sebagai bahan baku baterai gadget mobile nyaris semua vendor raksasa dunia. Baru-baru ini, lembaga hak asasi manusia Amnesty International mempublikasikan fakta menyesakkan dada soal penambangan kobalt di Kongo, Afrika.
Amnesty International menggugat banyak perusahaan smartphone besar seperti Apple, Samsung, Microsoft, LG, Sony, Lenovo atas penggunaan kobalt yang berasal dari pemasok yang mempekerjakan anak-anak di bawah umur, bahkan sampai usia 7 tahun.
"Etalase-etalase glamor berisi gadget dan pemasaran mewah teknologi saat ini sangat kontras dengan gambaran anak-anak yang menggotong karung besar berisi batu dan penambangan yang merayap dalam terowongan buatan tangan, mengabaikan resiko penyakit paru-paru yang bisa mereka derita," ujar Mark Dummett, ilmuwan dari Amnesty International.
Menurut lembaga HAM itu, saat ini ada 40.000 anak-anak yang bekerja di tambang-tambang kobalt di Kongo. Yang lebih tak berperi kemanusiaan, gaji anak-anak itu pasca 12 jam bekerja hanya USD 1 atau Rp 13 ribuan. Bandingkan dengan keuntungan miliaran dollar yang dikantongi perusahaan-perusahaan smartphone itu.
Memang, sekitar 50 persen kobalt yang digunakan untuk baterai Li-Ion berasal dari negara-negara di Afrika. Jadi, ada kemungkinan besar, baterai smartphone yang Anda gunakan saat ini berasal dari keringat anak-anak penambang di Afrika.
Source of News
Quote:Rantai pasokan Cobalt
Cobalt adalah mineral penting dalam baterai lithium-ion yang dapat diisi ulang digunakan untuk ponsel pintar, laptop dan mobil listrik. Diperkirakan bahwa ada lebih dari setengah dari total pasokan kobalt dunia berasal dari DRC.
Laporan mengungkapkan bahwa penambang di wilayah selatan dari DRC menjual bijih mereka untuk pedagang independen, yang kemudian menjualnya kepada perusahaan besar untuk pengolahan dan ekspor.
Salah satu pembeli terbesar dari kobalt di wilayah ini adalah Kongo Dongfang Pertambangan Internasional (CDM), peneliti Amnesty internasional mengaku dalam laporannya. CDM merupakan anak perusahaan Zhejiang Huayou Cobalt yang berbasis di Zhejiang Huayou China. Salah satu produsen kobalt terbesar di dunia.
"CDM adalah tempat proses peleburan biji cobalt sebelum di ekspor ke Huayou Cobalt di Cina, yang kemudian akan diproses lebih lanjut," kata laporan AI (Amnesty Internasional). Produk kobalt diproduksi di Huayou Cobalt kemudian dijual ke produsen komponen baterai di Cina dan Korea Selatan. "Mereka, pada gilirannya, akan menjual kepada pembuat baterai yang mengaku memasok teknologi dan perusahaan pembuat mobil, termasuk Apple, Microsoft, Samsung, Sony, Daimler dan Volkswagen," kata kelompok hak asasi internasional tersebut.
Quote:Kondisi para pekerja anak di bawah umur
Anak-anak ini tidak hanya bekerja selama berjam-jam di tambang kobalt, mereka juga sering mengangkat dan mengangkut biji dengan beban yang sangat berat, antara 20 hingga 40 kilogram per anak. Mereka juga bekerja tanpa alat pelindung seperti sarung tangan dan masker wajah.
Menurut Pusat Pengendalian Penyakit AS (CDC), paparan kronis debu yang mengandung kobalt dapat mengakibatkan penyakit paru-paru yang berpotensi fatal yang disebut dengan "penyakit paru logam keras," sementara menghirup partikel kobalt juga dapat menyebabkan "sensitisasi pernapasan, asma, sesak napas, serta penurunan fungsi paru paru."
Dari senyum kecut mereka...Dari tangisan anak anak kecil disana....Hingga tekanan beban mental dan fisik yang lebur di bawah todongan senjata. Lahirlah sebuah gadget yang di pajang dengan mewah yang kemudian kita beli setidaknya untuk selfie..........Sumber: kaskus
Kita mungkin pernah berdebat bahkan sampe jotos jotosan hanya karena membela sesuatu yang tak perlu untuk dibela......Merasa handphone nya paling canggih, paling keren, paling kuat, dan paling mahal.
Tapi kita lupa bahwa di sekitar kita masih banyak orang orang yang mungkin belum atau tidak seberuntung kita yang bisa menikmati teknologi dengan mudah.....
Apalagi kalo kita mau sedikit membuka hati dan pikiran. Bahwa ternyata, dibalik gadget kita yang canggih dan mahal itu, tertanam bulir bulir keringat dan tetesan darah anak anak di bawah umur asal Kongo.
Mereka yang bekerja keras di bawah tekanan "rezim dan mafia" sebagai penambang kobalt (bahan baku pembuat batre gadget dan smartphone).
KOMENTAR KASKUSER :
Quote:Original Posted By neptune15 ►
emang yang koar2 dari amnesti international dan ham international pake smartphone plastik...
Quote:Original Posted By bramantyonagas ►
Ah elah bodo amat mau dari mana sejarah bikin batrenya yg penting hp gw gak nyolong. Itu aja dah.
Quote:Original Posted By rajapb ►
Yah buat ts dan semua nya mulai besok jual aja smartphone nya balik lagi sekalian pake nokia lagi. Munafik lu pada semua...
Quote:Original Posted By oner. ►
Sedih. Ko sedih. Bingung gw.
Gw beli hp juga kerja keras.
Trus kalo tau kejadian ini, mesti boikot produk mereka gitu?
Lagian lu yg pada bilang sedih paling juga pas ngetik doang sedihnya.
Cuma buat nambah post. Sedih doang emang ngebantu?
Quote:Original Posted By ijo lumut ►
RD Congo Whooooaaaa !!!
Gan, kebetulan area kerja ane pasar afrika. Ane sdh ke bbrp negara afrika sejak 2008. Meskipun nggak stay alias mobile selama sebulan penuh tp lumayan membuka mata ane untuk bersyukur dgn keadaan ane, atau keadaan negara ane Indonesia.
Pertama kali ane ke Afrika, ane kaya melihat sesuatu yg "mengiris2" hati. Sungguh ane kagak alay, potret kehidupan mereka, kemiskinan mereka, anak2 mereka bahkan kehidupan glamour mereka membuat ane sedih. Ane merasa. kehidupan itu nggak adil banget. Mereka, negara2 miskin bahkan super miskin (namun kaya sumber daya alam) malahan menjadi "bancakan" / bahan eksploitasi negara2 maju.
Perusahaan obat mana yg tidak menikmati pesta di Afrika? Penyakit sudah macam2, bahkan isu Afrika menjadi tester obat2 baru atau virus2 baru sedikit2 juga terkuak. Perusahaan obat yg besar, bahkan mega company jgn dikira memberi harga murah kepada mereka, mahaaaaal gan. Sebelum era keterbukaan, perusahaan2 obat itu menikmati era2 dimana mereka menjadi pemain tunggal. Sampai datanglah perusahaan2 India, China yg memberi obat murah. Tp jgn salah, lepas dari mulut buaya masuk ke mulut singa. Obat murah = zonk. Parah yak.
Afrika itu sudah kaya buangan besi tua negara2 lain. Mobil2 bekas dibuang semua ke afrika. Dari UAE, Qatar, Jepang, Eropa. Agan bayangin aja, meskipun itu mobil keluaran baru macam Land Cruiser lah, tp jarang bange yg dibeli baru gressss, rata2 bekas dari UAE dan Qatar. Bus2 tua dari perancis rata2 dibuang ke bekas jajahannya. Jadi di perancis sdh ga lolos uji emisi, dibuang ke bekas jajahannya. Ga di scrap aja? Ga tau alasannya ane.
Minyak bumi? Berlian? Timah? apalagi sebut saja ada semua di afrika. Tp apa mereka menikmati buat mereka sendiri? Big No. Nigeria, yg cadangan minyaknya nomer 4 di dunia saja, kalau beli BBM antriannya rata2 2km untuk masuk ke satu SPBU. Skrg ada cobalt di RD Congo, yaaaa ga heranlah dgn tabiat org2 mereka. Disana yg kaya semakin kaya yg miskin ya begitulah. Dan yg bikin nyesek, mereka kaya tega banget ngebunuh, nyiksa org2 mereka sendiri demi membela yg punya duit.
Yg udh sekolah tinggi2 di luar negeri bahkan, pulang ke negaranya ya cuma buat memperkaya diri. Ga dokter ga politikus ga pendeta, semua samaaa aja. trit ini membuat ane jadi pengen balik lagi ke Afrika. Congo (bukan RD) mgkin akan jadi negara baru ane di Afrika.
Quote:Original Posted By ARsandot ►
Trit ini sebagai informasi, pembelajaran, pengingat, dan bahan renungan bagi kita gan. Bahwa dibalik Smartphone yang kita pakai ini ada begitu banyak kisah dibalik produksi nya. Buat yg bilang kita jg kerja keras buat beli smartphone, atau mau boikot perusahaan2 yg ambil cobalt dari kongo, ayolah kawan, jangan sesempit itu mikirnya.. disini TS mengingatkan kita untuk belajar menghargai sesuatu, bahwa dibalik sesuatu yg kita remehkan terkadang tersimpan suatu cerita yang kita2 sndiri ngga pada tau. Seenggaknya dengan Trit ini kita bisa lebih mensyukuri kehidupan kita, mensyukuri orang2 disekeliling kita / keluarga kita karena lebih beruntung drpd mereka. Minimal sebuah DOA bagi mereka udah berguna buat mereka. DOA itu ngga pernah sia sia gan.
Quote:Original Posted By voxeu ►
Sorry, kalau menurut ane pihak yang paling bertanggungjawab bukan konsumennya. Dalam kasus seperti ini, konsumen seperti kita (atau anak alay sekalipun) dan pekerja penambang bahan baku sama-sama jadi korban. Jadi yang paling bertanggung jawab adalah produsen bahan baku dan pabrikan smartphonenya. Merekalah yang mengambil profit terbesar dari eksploitasi ini. Dengan terkuaknya kasus ini, jika memang benar valid data dan faktanya, maka merekalah pihak yang seharusnya mengurangi kue profitnya untuk dibagikan ke pekerja tambang itu. Dan kekuatan terbesar yang kita miliki saat ini adalah dukungan viral. Gaungkan dan teruskan apabila agan-agan semua sudah yakin bahwa berita ini valid data dan faktanya.
cmiiw.
Quote:Original Posted By seven.service ►
udah jadi sorotan semua negara bahkan dari abad jebot di kongo, tapi tetep aja masih kurang pergerakan dari semua pihak untuk bertindak soal ini,...
pengalaman ane kesana, 2012 itu ikut kunjungan kesana dengan salah satu keluarga ane yang memang punya bisnis di perhiasan tetutama berlian sama cristal...
saat kunjungan ke tambang nya, bener bener ane liatnya kaya masa penjajahan, anak anak bahkan kalau yang perempuan di pekerjaan walau hanya untuk sortir dan cuci berlian,...
jauh di banding tambang yang ane pernah kunjungin di burma...
pengalaman terakhir ke kongo bikin ane merinding dan kaga mau lagi kalo ikut survey
Quote:Original Posted By willydkidz ►
asli susah untuk komen ni thread...
Disatu sisi dengan adanya pemakaian cobalt di batere smartphone otomatis membuka lapangan pekerjaan di negara penghasilnya.
semakin banyak penggunaanya maka semakin banyak cobalt yang harus dihasilkan maka smakin banyak juga pekerja yang dibutuhkan.
Tapi..di sisi lain, banyak anak2 di bawah umur yang dieksploitasi dalam pemenuhan kebutuhan cobalt ini dengan gaji yang sangat minim pula.
Asli miris liatnya.
Yang salah memang rezim yang berkuasa di negara penghasil cobalt itu sendiri, kita sebagai konsumen memang tidak bisa disalahkan.
Toh banyak dari kita memang yang tidak tahu kenyataan pahit di balik produksi cobalt tersebut.
Saran ane sih, memang kita tidak bisa membantu para pekerja di bawah umur di sana, tapi..setidaknya dengan membaca thread ini, kita harus bisa lebih bersyukur dengan apa yang udah kita miliki sekarang. Sukur2 kita bisa saling berbagi dengan sesama yang membutuhkan.
Itu aja sih klo menurut ane.
Salam,
Quote:Original Posted By marka.makna ►
produsen bekerja berdasarkan demand dari konsumen, dan karena permintaan super tinggi mereka mengesampingkan masalah kemanusiaan semacam ini. Secara tidak langsung kita berkontribusi dalam mendukung produsen untuk melakukan praktik ilegal semacam ini. Kita juga bagian dari rantai perdagangan, jadi tidak boleh tutup mata.
Quote:
"Aku akan menghabiskan waktu 24 jam di dalam terowongan. Aku tiba di pagi hari dan akan meninggalkan keesokan harinya ... Aku harus menenangkan diri saat menuruni terowongan ...Ibu angkatku merencanakan untuk mengirimku ke sekolah, tapi ayah angkatku malah menentangnya, dia mengeksploitasiku untuk terus bekerja di tambang."
Ini adalah kata-kata Paulus, seorang anak yatim piatu berusia 14 tahun yang memulai penambangan pada usia 12 tahun, berbicara kepada para peneliti dari Amnesty International (AI) tentang kondisi kerja yang berbahaya yang dihadapi oleh penambang kobalt di Republik Demokratik selatan Kongo (DRC) .
Dalam sebuah laporan terbaru yang dirilis oleh kelompok kampanye HAM global yang berbasis di London, pada 19 Januari dan berjudul, "This is what we die for: Human rights abuses in the Democratic Republic of the Congo power the global trade in cobalt," Amnesty International (AI) mendokumentasikan kondisi berbahaya di mana sebagian anak-anak masih berusia tujuh tahun dan orang dewasa yang bekerja untuk mengekstrak kobalt dari tambang.
Quote:
Kobalt adalah sejenis logam tambang berwarna perak yang banyak dipakai sebagai bahan baku baterai gadget mobile nyaris semua vendor raksasa dunia. Baru-baru ini, lembaga hak asasi manusia Amnesty International mempublikasikan fakta menyesakkan dada soal penambangan kobalt di Kongo, Afrika.
Amnesty International menggugat banyak perusahaan smartphone besar seperti Apple, Samsung, Microsoft, LG, Sony, Lenovo atas penggunaan kobalt yang berasal dari pemasok yang mempekerjakan anak-anak di bawah umur, bahkan sampai usia 7 tahun.
"Etalase-etalase glamor berisi gadget dan pemasaran mewah teknologi saat ini sangat kontras dengan gambaran anak-anak yang menggotong karung besar berisi batu dan penambangan yang merayap dalam terowongan buatan tangan, mengabaikan resiko penyakit paru-paru yang bisa mereka derita," ujar Mark Dummett, ilmuwan dari Amnesty International.
Menurut lembaga HAM itu, saat ini ada 40.000 anak-anak yang bekerja di tambang-tambang kobalt di Kongo. Yang lebih tak berperi kemanusiaan, gaji anak-anak itu pasca 12 jam bekerja hanya USD 1 atau Rp 13 ribuan. Bandingkan dengan keuntungan miliaran dollar yang dikantongi perusahaan-perusahaan smartphone itu.
Memang, sekitar 50 persen kobalt yang digunakan untuk baterai Li-Ion berasal dari negara-negara di Afrika. Jadi, ada kemungkinan besar, baterai smartphone yang Anda gunakan saat ini berasal dari keringat anak-anak penambang di Afrika.
Source of News
Quote:Rantai pasokan Cobalt
Cobalt adalah mineral penting dalam baterai lithium-ion yang dapat diisi ulang digunakan untuk ponsel pintar, laptop dan mobil listrik. Diperkirakan bahwa ada lebih dari setengah dari total pasokan kobalt dunia berasal dari DRC.
Laporan mengungkapkan bahwa penambang di wilayah selatan dari DRC menjual bijih mereka untuk pedagang independen, yang kemudian menjualnya kepada perusahaan besar untuk pengolahan dan ekspor.
Salah satu pembeli terbesar dari kobalt di wilayah ini adalah Kongo Dongfang Pertambangan Internasional (CDM), peneliti Amnesty internasional mengaku dalam laporannya. CDM merupakan anak perusahaan Zhejiang Huayou Cobalt yang berbasis di Zhejiang Huayou China. Salah satu produsen kobalt terbesar di dunia.
"CDM adalah tempat proses peleburan biji cobalt sebelum di ekspor ke Huayou Cobalt di Cina, yang kemudian akan diproses lebih lanjut," kata laporan AI (Amnesty Internasional). Produk kobalt diproduksi di Huayou Cobalt kemudian dijual ke produsen komponen baterai di Cina dan Korea Selatan. "Mereka, pada gilirannya, akan menjual kepada pembuat baterai yang mengaku memasok teknologi dan perusahaan pembuat mobil, termasuk Apple, Microsoft, Samsung, Sony, Daimler dan Volkswagen," kata kelompok hak asasi internasional tersebut.
Quote:Kondisi para pekerja anak di bawah umur
Anak-anak ini tidak hanya bekerja selama berjam-jam di tambang kobalt, mereka juga sering mengangkat dan mengangkut biji dengan beban yang sangat berat, antara 20 hingga 40 kilogram per anak. Mereka juga bekerja tanpa alat pelindung seperti sarung tangan dan masker wajah.
Menurut Pusat Pengendalian Penyakit AS (CDC), paparan kronis debu yang mengandung kobalt dapat mengakibatkan penyakit paru-paru yang berpotensi fatal yang disebut dengan "penyakit paru logam keras," sementara menghirup partikel kobalt juga dapat menyebabkan "sensitisasi pernapasan, asma, sesak napas, serta penurunan fungsi paru paru."
Dari senyum kecut mereka...Dari tangisan anak anak kecil disana....Hingga tekanan beban mental dan fisik yang lebur di bawah todongan senjata. Lahirlah sebuah gadget yang di pajang dengan mewah yang kemudian kita beli setidaknya untuk selfie..........Sumber: kaskus