-Proyek kereta cepat (High Speed Train/HST) rute Jakarta-Bandung akan dibangun mulai 21 Januari 2016. Proyek ini akan dibangun selama 3 tahun dan selesai di 2019.
Untuk membangun hingga mengoperasikan kereta cepat tersebut, kebutuhan dana mencapai US$ 5,5 miliar atau setara Rp 75,9 triliun (US$ 1 = Rp 13.800).
"Kebutuhan investasinya US$ 5,5 miliar," kata Direktur Utama PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), Bintang Perbowo, di The Hive, Jakarta Timur, seperti dikutip Rabu (12/1/2016).
WIKA merupakan salah satu induk dari PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI). PSBI menguasai 60% saham di PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), sedangkan sisanya depang oleh China Railway International (CRI) dengan komposisi saham 40%. KCIC merupakan pengembang dan pengelola proyek kereta cepat rute Jakarta-Bandung sepanjang 142 kilometer (km).
Dari kebutuhan dana proyek US$ 5,5 miliar, KCIC berkontribusi 25% atau setara US$ 1,375 miliar yang bersumber dari setoran PSBI 15% dan CRI 10%. Modal yang disuntikkan oleh induk KCIC akan dilakukan secara bertahap.
Sisanya, kebutuhan dana sebanyak 75% atau setara US$ 4,125 miliar akan ditutup oleh pinjaman China Development Bank (CDB). Bila dihitung, China termasuk CRI membiayai hampir 85% dari total nilai proyek.
Bintang menargetkan, perjanjian pinjaman antara KCIC dengan CDB bisa tuntas sebelum kereta cepat Jakarta-Bandung groundbreaking pada 21 Januari 2016 nanti.
"Kita tanda tangan sebelum groundbreaking," sebutnya.
Sumber: Detik news
Untuk membangun hingga mengoperasikan kereta cepat tersebut, kebutuhan dana mencapai US$ 5,5 miliar atau setara Rp 75,9 triliun (US$ 1 = Rp 13.800).
"Kebutuhan investasinya US$ 5,5 miliar," kata Direktur Utama PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), Bintang Perbowo, di The Hive, Jakarta Timur, seperti dikutip Rabu (12/1/2016).
WIKA merupakan salah satu induk dari PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI). PSBI menguasai 60% saham di PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), sedangkan sisanya depang oleh China Railway International (CRI) dengan komposisi saham 40%. KCIC merupakan pengembang dan pengelola proyek kereta cepat rute Jakarta-Bandung sepanjang 142 kilometer (km).
Dari kebutuhan dana proyek US$ 5,5 miliar, KCIC berkontribusi 25% atau setara US$ 1,375 miliar yang bersumber dari setoran PSBI 15% dan CRI 10%. Modal yang disuntikkan oleh induk KCIC akan dilakukan secara bertahap.
Sisanya, kebutuhan dana sebanyak 75% atau setara US$ 4,125 miliar akan ditutup oleh pinjaman China Development Bank (CDB). Bila dihitung, China termasuk CRI membiayai hampir 85% dari total nilai proyek.
Bintang menargetkan, perjanjian pinjaman antara KCIC dengan CDB bisa tuntas sebelum kereta cepat Jakarta-Bandung groundbreaking pada 21 Januari 2016 nanti.
"Kita tanda tangan sebelum groundbreaking," sebutnya.
Sumber: Detik news